Stunting dan gizi buruk masih menjadi permasalahan gizi yang perlu untuk dilakukan pencegahan. Tujuannya, meningkatkan kesehatan anak di Indonesia. Saat ini setidaknya 1 dari 3 balita di Indonesia mengalami stunting atau kerdil. Dalam upaya menurunkan masalah gizi tersebut, dosen dan mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo bekerja sama degan Puskesmas Pilolodaa Kota Gorontalo melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Gorontalo. Kegiatan ini juga diikuti oleh mahasiswa jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo


Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dilakukan pada Kamis (14/09/2023) di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa Kec. Kota Barat. Hal ini dikarenakan di desa tersebut masih ditemui kasus stunting dan menjadi Lokus Stunting. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan pelatihan/ pendidikan gizi pada anggota Dasa Wisma dan Tokoh Agama yang ada di Kelurahan Lekobalo Untuk Pencegahan Stunting Di Masa Periode Emas (Golden Period).
Kegiatan dimulai dengan kata sambutan dari Lurah Lekobalo Santi Mohamad, S.Pd, M.Pd dilanjutkan pengatar kata oleh ketua tim pengabmas M. Anas Anasiru, SKM, M.Kes.
Indra Domili SKM, M.Kes, salah satu dosen yang memberikan pelatihan/pendidikan gizi, memulai dengan topik terkait stunting atau kerdil yang rentan terjadi pada anak akibat kekurangan gizi dan makanan dalam jangka waktu lama. Kemudian, dilanjutkan dengan kiat mencegah stunting dan gizi buruk. Di antaranya yaitu dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, tanpa air putih, tajin, maupun pisang, dan makanan lainnya.
Tidak hanya itu, selain tim pengabmas Poltekkes Kemenkes Gorontalo, terdapat Petugas Gizi Puskesmas Pilolodaa yang turut menghadiri kegiatan pelatihan tersebut. (*)



